Harian Sederhana – Urusan perhubungan Jawa Barat meliputi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Pembagian tugas kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota merupakan ketegasan kerja.
Jawa Barat dengan wilayah yang luas masih terasa masalah perhubungan baik darat, laut, udara dan perkeretaapian harus dibuat perencanaan yang terintegrasi dan penganggaran yang besar untuk hal tersebut.
Tugas darat dari perhubungan provinsi yang masih menjadi sorotan ada dua hal. Satu permasalahan Terminal Tipe B, rata-rata terlihat tidak bagus dan tak menarik. Sebagai sebuah aset beberapa kepemilikan masih belum selesai.
Kedua, fasilitas lalu lintas, panjangnya jalan milik Provinsi Jawa Barat dengan kualitas 95 persen mantap tapi tak dibarengi dengan fasilitas lalu lintas lantaran banyak belum terpasang. Keberadaan rambu lalu lintas maupun pita kejut menjadi penting untuk menjaga keamanan berlalu lintas.
Kewenangan udara, Bandara Kertajati masih menyisakan banyak masalah baik dari sisi fisik, sarana dan prasarana penunjang serta masalah penumpang. Lucunya lagi beberapa bandara baru akan dibangun lagi seperti Bandara Karawang dan Bandara Cikembar Sukabumi.
Ada satu bandara yg memiliki potensi bagus adalah bandara di Pangandaran. Pasalnya, Pangandaran akan dijadikan daerah KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) baik pariwisata internasional maupun bidang industri perikanan.
Kewenangan laut, Propinsi DKI Jakarta punya Tanjung Priok, Jawa Tengah punya Tanjung Emas dan Jawa Timur punya Tanjung Perak, Jawa Barat tak punya pelabuhan. Akhirnya melalui perjuangan panjang beberapa tahun ini ditetapkan pelabuhan laut untuk Jawa Barat yaitu Patimban.
Keseriusan pengelolaan pelabuhan ini menjadi tugas berat Jawa Barat agar tidak menjadi penonton di daerah sendiri.
Kewenangan perkeretaapian, dengan ada Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Kereta Api Cepat Jakarta Bandung akan menjadikan Jawa Barat berkembang cepat.
Apalagi teknologi perkeretaapian ada kereta api monorel, LRT dan MRT. Bidang ini sangat kuat berkembang dengan konsep modern sebagai angkutan massal yang disukai milenial. Kota Jakarta telah memiliki sistem transportasi modern tersebut.
Aktivasi rel kereta api seluruh Jawa Barat juga program yang baik karena kebutuhan yang mendesak alternatif pelayanan publik bidang transportasi berbasis rel yang nyaman dan bebas macet. Semoga terwujud. (*)