Harian Sederhana, Depok – Rektor Universitas Indonesia (UI), Muhammad Anis ikut angkat bicara terkait wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya yang salah satunya menggaet Kota Depok. Menurut Anis, gagasan tersebut tidak efektif dan justru akan menambah persoalan.
“Karena setiap wilayah tetap akan memiliki aturan sendiri yang dianggapnya sebagai penghambat wilayah untuk maju,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya di kawasan Kampus UI Depok, pada Jumat 23 Agustus 2019.
Anis menilai, rencana pembentukan Provinsi Bogor Raya terlalu birokratis dan dianggap tidak menyelesaikan persoalan yang ada saat ini, khususnya di wilayah penyanggah DKI Jakarta. Menurutnya, untuk Depok akan lebih baik diperkuat dengan pembentukan kota megapolitan.
“Kota megapolitan dibentuk sebagai upaya mengintegrasikan antar wilayah yang mempunyai aturan berbeda-beda,” ujarnya.
Jebolan University of Sheffield, Britania Raya (Inggris) itu menilai dengan integrasi kota megapolitan, diharapkan bisa meminimalisir praktik-praktik birokratis dan lebih mementingkan kepentingan umum (masyarakat).
“Misal transportasi, jadi nggak timpang, transportasi di Jakarta dengan kota penyanggahnya,” imbuhnya.
Anis memaparkan, dengan konsep kota megapolitan maka pembangunan wilayah akan lebih kuat, sebab akan menjadi satu kesatuan dan tidak perlu lagi tanda tangan MoU ataupun sebagainya.
Ia mencontohkan, konsep birokratis yang terjadi di universitas yang memiliki banyak fakultas dan setiap fakultas memiliki aturan yang berbeda.
“Kan mahasiswa jadi bingung harus izin kemana mana, padahal kita mau bangun universitas secara satu kesatuan,” kata Anis.
Untuk itu Anis pun menyarankan sebaiknya pemerintah daerah tidak memikirkan pembuatan provinsi baru atau memilih bergabung dengan provinsi manapun. “Tetap saja provinsinya, enggak perlu merger atau membentuk provinsi baru, terlalu birokrasi,” ujarnya. (*)