Kota Bekasi – Pendapat pro dan kontra warga terkait isu wacana bergabungnya Kota Bekasi ke Propinsi DKI Jakarta semakin menarik. Berbagai argumen dibeberkan warga sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kotanya.
Salah satunya adalah Imam Maliki yang merupakan Ketua Granat Kota Bekasi. Dia mengatakan, jika dikaitkan dengan keseriusan Presiden Joko Widodo memindahkan ibu kota ke Provinsi Kalimantan Timur, jika Kota Bekasi dan Kota Depok bergabung ke Jakarta bisa-bisa malah hanya menjadi sebuah kecamatan
Pria yang akrab disapa Kang Imam ini pun menyebut, bila ibu kota pindah ke Kaltim maka kedudukan Provinsi DKI Jakarta yang menjadi rebutan dua Kota Bekasi dan Depok statusnya bisa berubah menjadi kota biasa karena tidak lagi menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI).
“Kota Bekasi malah bisa jadi hanya sebuah kecamatan dan bertentangan dengan misi dan visi Kota Bekasi itu sendiri,” ungkapnya prihatin.
Kang Imam menjelaskan histori Bekasi pada era 50-an memang pernah bergabung satu wilayah dengan Jakarta dalam wilayah Karesidenan Jatinegara. Lalu memisahkan diri menjadi Kabupaten Bekasi. Artinya kata Kang Imam saat itu Bekasi sudah mampu mandiri dalam mengelola sebuah pemerintahan baru.
“Tapi ini malah mau gabung ke Jakarta apa itu bukan suatu kemunduran. Kalau merasa kuat dan mampu diatas kaki sendiri seharusnya Kota Bekasi wujudkan visi dan misinya itu,” bebernya, Rabu(28/08).
Lebih lanjut kata Kang Imam yang merupakan orang kepercayaan Gubernur Jabar ini mencoba membuka wacana penggabungan kota Bekasi untuk tidak terburu-buru karena bisa – bisa menghilangkan sejarah ke-Bekasi-annya.
“Nama Bekasi jadi hilang berubah menjadi Jakarta Tenggara. Ikon Bekasi akan hilang, nanti anak cucu kita jadi ga kenal lagi. Nama Pahlawan Bekasi Kh.Noer Alie jadi bukan lagi kebangggaan Bekasi dong,” ungkapnya blak-blakan.
Imam malah menyebut visi kreatif Kota Bekasi harus diwujudkan dalam suatu inovasi berlian agar Kota Bekasi mandiri tanpa menebeng potensi kota lain. (*)