Harian Sederhana – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin bakal melakukan manuver untuk menentukan arah pembangunan Bogor Raya ke depan.
Hal itu dilakukam melalui kegiatan rapat koordinasi lintas sektoral antara Pemerintah kota dan Kabupaten Bogor . Rapat gelar di Ruang Serbaguna Gedung Setda Kabupaten Bogor, Jalan Tegar Beriman, Kamis (31/1).
Selain kedua pimpinan daerah, forum tersebut juga turut dihadiri Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat dan Plt Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin.
Sejumlah isu menjadi topik pembahasan dalam rapat tersebut antaralain transportasi, terminal batas kota, kesehatan, pendidikan, penanganan masalah sosial hingga PDAM turut didiskusikan untuk mencari solusi terbaik bagi kedua daerah.
Dalam sambutamnya, Bima Arya menyebutkan forum tersebut merupakan diharapkan menjadi tradisi yang harus terus dijaga.
Bima mengajak semua ASN di lingkungan Pemkot dan Pemkab Bogor untuk menyadari besarnya potensi yang dimiliki kedua wilayah tersebut. Karena jika digabung jumlah penduduk kurang lebih mencapai 6 juta jiwa. “Dengan potensi besar itu kita bisa lari,” ujar Bima.
Bima juga mengomentari aktifnya Ade Munawaroh di sosial media (sosmed), yang menurutnya sangat membantu dalam memberi penerangan bagi warga maupun pihak lain yang belum mengetahui tentang perbedaan dua wilayah antara Kota dan Kabupaten Bogor.
Kurang lebih ada 9 isu yang dibahas dalam rakor tersebut mulai persampahan, ekonomi, kesehatan, penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Selain itu, juga tentang pendidikan soal sistem zonasi dan kenakalan remaja. Tiga isu lainnya persoalan transportasi, perpajakan dan aset
Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin berharap dalam forum yang digelar secara informal dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua pemerintah daerah.
Menurut Politisi PPP itu, kota dan Kabupaten Bogor tidak bisa dipisahkan. Kaitan arus lalu lintas warga maupun transportasi dari kabupaten ke kota maupun sebaliknya.
“Semua itu tidak bisa dihindari, karena memiliki kepentingan yang sama dan saling ketergantungan,” pungkasnya. (Asep Supriyanto/Aus)