Harian Sederhana, Bogor – Warga Kota Bogor berharap turunnya hujan karena sudah sebulan lewat musim kemarau melanda Kota Hujan akibatnya banyak sumur warga kering dan mereka terpaksa menggunakan air dari sungai.
Namun sayang, kini sungai pun mulai surut dan air aliran mulai keruh pertanda air yang mengalir hanyalah air buangan sisa warga yang menggunakan air bersih. Sampai kerontangnya sungai, warga pun bisa membuat api unggun di tengah-tengah sungai.
Salah seorang warga, Abdul Matin, menyebut dampak dari musim kemarau yang panjang ini tidak hanya mengakibatkan keringnya sumur milik warga, namun banyak juga perkebunan dan sawah warga gagal panen akibat ladang mereka tandus dan banyak tanamannya mati karena tidak lagi memiliki kadar air.
Bahkan matin mengatakan, ada sebagian warga untuk menutupi kebutuhan air harus meminta kepada tetangganya yang masih memiliki cadangan air di sumurnya. Lalu bekas air yang mereka pakai dari hasil meminta tidak serta mereka buang, namun mereka kembali suling atau diolah lagi untuk kembali mereka gunakan.
“Kemarau musim sekarang betul parah, beda dengan musim kemarau lalu. Dulu meski kemarau kami masih punya cadangan air di sumur, kini hampir semuanya semur kering. Kami berharap Allah SWT, segera menurunkan hujan,” keluh Matin menceritakan keadaan kemarau di Pamoyanan, Bogor Selatan, Kota Bogor, Minggu (28/7/2019).
Selain kekeringan di sumur, Matin menyebut warga yang menggunakan air bersih dari pasokan air peruhaan air minum (PAM) pun sekarang mulai terkedala dalam pendistribusiannya, hingga akhirnya warga Kota Bogor banyak yang kesulitan dalam mendapatkan air bersih untuk semua keperluan dan kebutuhannya.
“Air itu kan sumber kehidupan, kalau begini terus saya rasa bukan tanaman aja, tapi kemungkinan manusia pun bisa mati akibat kekeringan atau disebabkan penyakit yang timbul dari dampak kemarau,” gumam Matin.
Matin mengatakan, saat ini banyak warga beralih menggunakan air sungai untuk menutupi keperluan dan kebutuhannya, namun lagi-lagi sungai pun surut dan airnya sudah mulai dangkal.
Matin menyebut, dangkalnya air sungai menandakan dari hulu air sungai sudah tidak sampai ke hilir, adapun air yang mengalir sekarang ada sisa buangan air yang sudah di gunakan warga.
“Anda lihat saja, itu ada orang yang buat api unggun di tengah-tengah sungai. Kalau tidat surut, boro-boro bikin api unggun, buat melintasi sungai ini kami takut karena aliran sungai deras dan dalam. Intinya kami sangat berharap hujan turun, kalau bisa sekarang dan semoga doa kami di kabulkan oleh Allah,” pungkas Matin.
(*)