Harian Sederhana, Depok – Proyek pembangunan Jalan Tol Depok Antasari (Desari) tahap II yang melintas di wilayah Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok membawa dampak bagi warga, khususnya yang berada di RT 03/RW 02 dan RT 04/RW 02 kelurahan tersebut.
Meski begitu, pihak Kelurahan Grogol sudah bertemu pengelola untuk memberikan solusi di dua RT tersebut, namun hingga kini belum ada jawaban pasti dari pihak tersebut.
“Kami diminta menunggu realisasi solusi kekeringan di dua RT diduga karena proyek Tol Depok-Antasari,” kata Lurah Grogol Danudi Amin kepada Harian Sederhana, kemarin.
Lurah Danudi pun sudah bertemu bersama LPM Grogol dan warga sekitar. Hasil pertemuan tersebut pihak pengembang proyek tol akan melaporkan dan dibahas oleh pimpinan mereka.
“Tuntunan warga akan di bahas pimpinan mereka. Warga masih menunggu itikad baik pelaksana tol Depok-Antasari,” kata dia.
Menurut Ketua RT 04/02 Kelurahan Grogol Endri sebelum adanya proyek pembangunan tersebut, tempatnya tidak pernah kesulitan air. “Warga di sini kekurangan air akibat dampak pembangunan Tol Desari tahap II yang membelah Rt 04/02, Kelurahan Grogol, Limo,” kata Endri kepada wartawan.
Dia mengeluhkan lingkungan warga yang berbatasan langsung dengan proyek Tol Desari tahap II harus kekeringan. Karena kedalaman pengerukan tanah untuk Tol Desari mencapai delapan meter.
“Rata-rata warga masih menggunakan air tanah, sehingga sangat dirugikan,” elas Endri.
Selain persoalan itu, warga juga merasa terganggu dengan jam operasional kerja yang tidak menentu. Lantaran pengerjaan proyek berlangsung hingga tengah malam.
“Pengerjaan proyek juga sangat mengganggu karena jam operasional yang tidak menentu, bahkan bisa sampai pukul 23.00 WIB,” kata Endri.
Seperti diketahui, Lurah Grogol Danudi Amin mengirim surat protes ke pihak pelaksana pembangunan Tol Depok-Antasari. Protes tersebut berdasar aspirasi warga yang keberatan lantaran kekeringan yang dialami warga di dua RT yang ada, yakni RT 03/RW 02 dan RT 04/RW 02 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.
Surat protes tersebut diajukan untuk meminta solusinya dari pihak pengembang proyek jalan tol tersebut melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Grogol. Danudi mengemukakan, setidaknya ada 40 keluarga yang terdampak proyek tersebut.
Sebagai langkah awal untuk mengurangi beban kekeringan dari dampak pembangunan tol, pihak kelurahan akan meminta bantuan air bersih kepada PDAM dan dinas terkait.
“Ini kan masih tanggung jawab pengelola tol, kami meminta itu untuk solusi,” ucap Danudi.
(*)