Harian Sederhana, Depok – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Depok masih harus dievaluasi. Pasalnya pada tahap II ini terjadi pergeseran pola kerumunan masyarakat dari perbatasan ke tengah kota. Misalnya maraknya penjual makanan berbuka (takjil) di sejumlah wilayah.
Salah satu wilayah yang masih ramai ditemui banyak penjual takjil adalah di Tugu dan Jalan Lama Cimanggis Depok
“Masih banyak yang jualan disana. Seperti nggak ada PSBB, tiap sore ramai banget,” kata Febri, salah satu warga, kemarin.
Biasanya penjual mulai ramai sekitar pukul 15.00 WIB. Warga pun tak lama datang dan berkerumun untuk membeli makanan.
“Kayak tahun-tahun sebelumnya aja. Jadi ya memang nggak ada perbedaan,” ungkapnya.
Petugas sudah melakukan pemantauan di seluruh wilayah. Namun banyak pula warga yang kucing-kucingan dengan petugas.
“Kita saat ini fokus pada kegiatan di tengah kota. Petugas di cek point kami tarik dan difokuskan patroli di tengah,” kata Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah.
Wakil Ketua DPRD Depok, Hendrik Tangke Allo menambahkan, namun di sisi lain juga diperlukan kerjasama warga agar PSBB berjalan baik dan penyebaran virus dapat dikendalikan.
Karena jika hanya dibebankan pada petugas tanpa kerjasama dan kesadaran masyarakat, dipastikan PSBB tidak efektif.
“Arahan Pemkot Depok sudah maksimal, tapi implementasi di lapangannya yang kurang efektif. Contoh, menjelang buka puasa saudara-saudara kita sangat cuek dengan arahan pemerintah,” ujarnya.
Dia menduga belum adanya pemahaman yang baik di masyarakat yang membuat mereka kurang acuh untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran virus.
“Sosialisasi ke masyarakat ini yang kurang. Inilah fungsinya kita sebagai legislatif dan teman-teman media menyampaikan itu. Sebab salah satu hal yang bisa menghentikan wabah ini adalah kita disiplin, itu doang,” ucapnya.
Hendrik menyebut, tiap orang diminta patuh pada aturan jika ingin kondisi kembali normal dengan cepat.
“Kuncinya ya disiplin. Mari kita posisikan diri sendiri positif agar kita bisa lebih waspada,” pungkasnya. (*)