Harian Sederhana – Cuaca siang hari ini terasa sangat panas, alangkah nikmatnya bila duduk bersantai menikmati ice cream. Ya bayangan itu, akan terbersit terutama saat beraktifitas dibawah terik matahari.
Pilihan penakluk dahaga ini ada bermacam-macam rasa. Pernahkah anda terpikir es krim dengan rasa sayuran atau umbi-umbian. Dewi Kurniasih, Owner Brand Dee-Ka’sh mencoba menciptakan produk baru dengan bahan baku khas cita rasa tradisional bernama Es Krim Shinees.
Kepada Harian Sederhana, Dewi mengaku kurang lebih empat tahun dirinya membedah dan mengolah berbagai bahan-bahan yang digunakan untuk kreasi, dalam pembuatan Ice Cream.
“Awalnya karena sering buat es terus kata rekan-rekan sejawat enak. Kemudian saya terus berinovasi menggunakan buah-buahan dan sayuran. Hingga terakhir ini, berhasil menciptakan es rasa umbi-umbian,” ucap Dewi, Minggu (24/03).
Wanita berhijab dengan senyuman manis ini menuturkan cara pembuatan kudapan yang sering diserbu anak-anak itu tidak terlalu sulit. Namun dibutuhkan ketelatenan dan keseriusan. Bahkan, dirinya mengklaim memiliki resep khusus yang dianggapnya sangat ampuh dalam menjaring pelanggan.
“Ada 22 varian rasa yang berhasil saya ciptakan dan dijamin kualitasnya tidak kalah seperti di toko-toko atau mal,” bebernya.
Dewi menuturkan, harga jual produk tanpa bahan pengawet ini juga diakuinya masih terjangkau. Untuk satu cup shine es, ukuran 150 ML dibandrol Rp 10 ribu. Sedangkan untuk kemasan box, ukuran 650 ML seharga Rp 30 ribu.
Namun, ibu dua anak ini belum mencoba melangkah untuk menitipkan produknya ke pusat perbelanjaan. Dirinya lebih mengutamakan promosi dari mulut ke mulut dan via media sosial.
“Pesanan sudah lumayan omset sebulan mencapai Rp 5-6 juta. Seiring berjalannya waktu juga, resailer banyak berdatangan,” tuturnya.
Namun, dibalik keberhasilan anggota UMKM Jati Jajar ini juga sempat mengalami jatuh bangun. Sejak memutuskan berhenti bekerja di tahun 2006 Berbagai bidang sempat dijalani mulai dari fashion hingga menjual peralatan rumah tangga tanpa membuahkan hasil alias bangkrut.
Akhirnya, Dewi mencoba bergabung dengan UMKM dan memperoleh bantuan berupa pelatihan juga promosi dari Pemerintah Kota Depok, lewat Dinas DKUM.
“Disini, digembleng terutama mengenai produk dan saya coba menonjolkan es krim ternyata direspon positif hingga dibantu juga untuk mendapatkan sertifikat halal,” tandasnya.
Saat ditanya mengenai persaingan pasar, melihat usaha es krim dibutuhkan juga dukungan modal yang cukup besar, secara tegas Dewi menyatakan kesiapannya.
“Tentu siap, karena saya sudah punya pasar dan tidak khawatir. Peminat sudah banyak tapi memang saya belum bisa bergerak bebas karena masih mengurus perizinan BBPOM,” pungkasnya.